Hari keempat di Wonosobo, agenda jalan-jalan
kami lanjutkan ke Telaga Menjer. Karena dekat, lagi-lagi kami berkendara
menggunakan motor. Kali ini, kakak saya tidak menjanjikan lamanya perjalanan,
ia sudah mewanti-wanti saya agar selalu iring-iringan, ok noted!
Alhamdulillah, cuaca kian mendukung jalan-jalan kami, di luar sana cukup cerah. Selama
perjalanan menuju Dieng, padat kendaraan, tidak sepi seperti ketika saya nyetir
ke Tanjung Sari. Sampai di kawasan PLTU Menjer, banyak tikungan yang menanjak
dan pemandangan perbukitan Telaga Menjer sudah terlihat, Ma sya Allah indah bat! Dan hanya setengah jam perjalanan, kami pun
sampai. Biaya masuk tiket per-orang hanya 3000, murah kan?
Sampai di tempat tujuan, terlihat telaga yang
luas sekali: terlihat bukit-bukit yang hijau. Nyegerin mata banget! Kami turun
dengan anak tangga yang lumayan banyak. Nggak ketinggalan buat foto-foto dong, karena
di Telaga Menjer emang asik banget buat foto-foto dengan nuansa telaga yang
indah. Puas foto-foto, kami pun memutuskan untuk muterin danau pakai perahu.
Sayang banget kan, udah sampai Telaga Menjer datang jauh-jauh dari Ciledug
pulak, terus nggak ngerasain naik perahu di Telaga Menjer. Dengan harga tawar
yang berombongan 4 dewasa, 3 anak, dan satu anak tanggung (i’m not sure my
causin being adult or child? Because she’s still 10 years old). Penyewaan perahu
dengan harga 50.000 berhasil ditawar.
Di perahu itu tidak ada penumpang lainnya,
berasa private boat euy! Muterin danau kalau cuman bengong sih percuma,
apalagi kalau udah di perahu begini, bisa buat foto lagi dan Telaga Menjer
memang instagramable lho. Tap-tap kamera di HP pun kian banyak dan menghasilkan
foto-foto yang sungguh keren. Di sesi foto itu pun, kami berencana ke Floating
tempat selfie yang mengapung di sana. Tapi, beda perahu kata masnya. Beda
perahu, beda lagi biaya untuk menuju Floating. Ya padahal, jarak dari tepian ke
spot selfie itu nggak terlalu jauh kok. 10.000 per orang Cuy, kalau mau ke
sana. Waktu itu kakak ipar saya yang nego harga, biar tarif per-orang dijadikan
rombongan saja. Dan, ya! Dengan berdelapan orang termasuk 3 bocil, biaya perahu
50.000. Padahal, kami keukeuh 40.000 tapi masnya yang menang.
Ketika kami sampai di Floating as selfie place,
tak ada pengunjung lain. Untuk sementara, tempat itu kami yang kuasai. Pas sampai,
saya langsung hajar foto-foto. Kakak dan tante saya langsung makan karena
menahan lapar dari tadi. Di Floating, ada tempat lesehan untuk makan gitu deh.
Tadinya juga ada beberapa warung, namun entah kenapa warungnya sudah
terbengkalai.
Saat sudah mau menyebrang untuk kembali
pulang, tiba-tiba hujan turun deras sekali. Untungnya tidak berlangsung lama,
mana kami belum shalat zuhur. Setelah hujan mereda, dengan cepat kami
menuntaskan rihlah kami di Telaga Menjer. Naik ke atas tangga oh sungguh
menantang, jarak anak tangga cukup tinggi ternyata. Lalu ketika menuju pintu
utama Telaga Menjer, hujan turun lagi. Kami lantas menedu di Musala sekalian
shalat Zuhur di sana, sayangnya tempat wudhu tidak ada di Musala. Toilet berada
di dekat loket, yang mana saya pun kudu lari-lari kecil untuk menghindari hujan
turun dengan mesranya.
Hujan pun mereda, kami bersiap pulang. Di
tengah perjalanan, kami melipir ke Tempat Bakso Melati lumayan ramai yang makan di
sini. Emang paling yahud dah, kalau udah dingin-dingin makan bakso.
Alhamdulillah hujan turun di saat kami selesai
berkunjung ke Telaga Menjer, seperti waktu di Tanjung Sari, hujan turun ketika
kami sudah puas mlaku-mlaku di Tanjung Sari.
MashaAllah.. Bagus yaa mbak ternyata Telaga Menjer ini aku baru tau ada kayak gini di Wonosobo, Indonesia emang kaya ya, ga perlu jauh jauh ke Swiss. Hehe
BalasHapusIya alhamdulillah, banyak yg harus dieksplore di Indonesia :)
Hapus