Senin, 30 September 2013

Semangat Lari Pagi

Tepatnya di hari minggu, jam setengah 6 pagi setelah salat subuh.

Hal yang aku lakukan untuk memulai pagi yang indah ini adalah dengan niat joging, dan yang pertama aku lakukan sebelum joging adalah pemanasan. Melemaskan badan yang masih kaku saat bangun tidur itu penting banged sebelum memulai joging. Walau hanya lari tetapi pemanasan itu penting loh, biar nanti pas lari badannya nggak kaget. Setelah pemanasan selesai, aku memakai kaus yang mudah menyerap keringat, celana panjang bahan kaus yang mudah menyerap keringat, dan jilbab bergo dengan sepatu ketz yang sangat ringan dipakai.
Aku mulai jalan santai terlebih dahulu dan lama-lama jadi jalan cepat. Saat berjalan ini aku sengaja melepas kacamataku yang sudah minus 4 ini, niatnya adalah juga untuk melakukan olahraga mata, membiasakan melihat jarak jauh tanpa kacamata. Rasanya segar sekali tidak memakai kacamata saat udara pagi menerpa wajah ini, yaa.. walau sedikit buram melihat.
Sesampainya di track buat joging, yaitu Regency atau dikenal Graha Raya. Menjadi tempat orang-orang untuk lari-lari pagi sepertiku. Regency menjadi tempat yang ramai dikunjungi saat hari minggu tiba. Ada yang berolahraga dan juga berdagang.

And now time start for RUN... ! Ampuun berasa cepet capek dan mudah keringatan rupanya. Apa karena jarang banged olahraga? Bahkan fakum selama hampir satu tahun? Oh my goodness, padahal dulu joging menjadi acara pavorit aku di hari minggu waktu aku masih SMP.


Sekarang, karena tuntutan usia yang mengharuskan aku untuk berolahraga, menjadi alarm kesehatanku saat ini. Di usia 26 tahun, aku harus memanfaatkan waktu sehatku dengan berolahraga. Selesai joging yang hanya butuh waktu satu jam saja buatku. Aku mengaso kemudian, dengan meminum air putih satu gelas, dan aku merasa kelaparan. Jeng jeng ! aku membuat menu sarapan penuh gizi yaitu telor ceplok dan segelas susu. Telurnya aku kasih lada dan garam loh! mm.. yummy.



Senin, 16 September 2013

Jadi mahasiswa itu menyenangkan

Kuliah harusnya menjadi pijakan untuk menggapai keinginan kita, passion kita selama ini. Aku mulai melihat dari ke dua sahabatku. Farhana dan David bagaimana keduanya bersemangat sekali dalam belajar. Duduk dalam bangku kuliah dengan mengambil konsentrasi yang sama, jurnalistik. Mereka sangat antusias sekali dalam belajar, yang pada intinya terkait masalah dunia jurnalisme. Saat kutahu bahwa ke duanya memiliki keinginan yang sama untuk terjun dalam dunia berita, khususnya news anchor

Perjuangan mereka ketara sekali; beberapa kali mengikuti workshop, seminar, dan audisi dalam dunia penyiaran, jurnalistik. Hal-hal yang berbau jurnalisme dimanfaatkan oleh mereka. Yang kutahu, keinginan mereka untuk menjadi seorang news anchor tidak pernah padam. Bahkan semakin membara ketika lulus. Contohnya, Farhana beberapa kali mendapat tawaran interview di stasiun tv swasta jakarta. Selalu bolak-balik Malang-Jakarta, tidak pernah kapok. Gagal dan kemudian kembali bangkit lagi. Farhana orang yang over Pe-De. Aku yakin dengan over Pe-De-nya dia, Farhana bisa mendapatkan apa yang sudah menjadi ambisinya selama ini.

David, seorang teman yang eksis sekali di kampus. Menjadi pusat perhatian anak-anak ikom di UMM. Siapa sih yang tidak kenal sosoknya yang charming, baik hati, dan supel-nya dia? Teman satu angkatan, senior, dan junior mengenalnya. Setelah aku lulus aku tidak mendapatkan kabarnya, yang kutahu David sedang fokus menggarap skripsinya, dan kegiatannya yang “sok” sibuk itu.

Tujuan masing-masing orang tentu berbeda-beda begitu juga dengan mengusahakannya. Tiap orang itu beda-beda, tergantung segigih apa mereka untuk mendapatkan sesuatu itu menjadi mungkin. Itulah yang dapat aku ambil pelajaran dari seorang yang memiliki impian yang jelas dan mengusahakannya juga jelas. Seimbang bukan? Arahkan mimpi itu menjadi mungkin dengan usaha yang maksimal. Plan it, Do it. Bukankah Allah tidak akan mengubah suatu kaumnya jika kaumnya itu sendiri yang mengubahnya?

Sekarang Allah melihat jerih payah usaha mereka, Kini Farhana menjadi seorang reporter di Net tv (2013). Dan David, ia dapat menyusul cepat teman-temannya yang sudah lulus dengan kebanggaan passionnya, kini ia menjadi seorang reporter di liputan 6 SCTV.




Happy, free, confused, and lonely at the same time

Sahabat tipe apa yang kamu miliki untuk ada bersamamu?

Bicara tentang sahabat? Mungkin identik dengan memiliki kecocokan, adanya keterbukaan satu sama lainnya. Teman berbagi suka maupun duka. Pacar kedua kita setelah kekasih? Barangkali.

Sangat banyak tipe sahabat yang aku miliki, sahabat yang baik, lucu, perhatian, pengertian, mencerahkan hati, dsb. Disini aku hanya membicarakan seorang sahabat yang sangat berkesan dalam hidupku, kenapa? Kalau kata taylor swift; “Happy, free, confused, and lonely at the same time”

Getri namanya. Seorang perempuan yang usianya 2 tahun lebih muda dariku.  Pertama kali bertemu, berteman, dan menjadi sahabat saat kuliah di Malang. Kami memiliki zodiak yang sama yaitu, Scorpio. Ya.. jadi kita tahu seperti apa karakter Scoprio. Banyak cekcok kemudian damai. Begitu berulang kali bahkan sering.

Banyak sekali kesan yang timbul dari bersahabat dengannya. Ketika aku sedih, aku hanya menceritakan sebagian dari kesedihanku saja, begitu juga dengan kebahagiaannku. Pada intinya, aku tidak terlalu terbuka dengan getri. Tapi aku merasa nyaman dengannya. Karena saat aku jenuh, bosan dan penat getri hadir dan tahu moodku. Ia selalu mengajak aku ke luar kos; jalan-jalan gak jelas, habisin uang bulanan, yang penting happy. Mungkin karena berzodiak sama? Jadi saling tahu mood kita masing-masing? Ah entahlah. Yang jelas saat aku bosan, getri selalu hadir mengubah moodku menjadi lebih baik.

Lucunya, ketika sama-sama penat dan bersedih. Awalnya kita tidak saling bicara hanya menutup perasaan masing-masing, kemudian ketika ada salah satu dari kita yang mulai berani bercerita, kita saling menceritakan kepenatan dan kesedihan. Terjadi begitu saja. Saling support satu sama lain, menyarankan sebisanya, dan mengingatkan kebaikan demi kebaikan.
Getri selalu menemani hari-hariku ketika di Malang. Dulu masih sempat satu kamar, satu kos. Kemudian beda kos-an, tapi kita masih sering jalan-jalan menyelesaikan kepenatan kita masing-masing. Yang jelas, saat aku kesusahan getri selalu ada, dan mau membantu. Terimakasih getri untuk hari-hari yang telah aku lalui bersamamu. Kamu memberiku kesan yang begitu indah akan hangatnya kebersamaan kita.


Oya, kamu masih inget nggak waktu kita di Kampung inggris, Kediri? Niat belajar bahasa inggris, ternyata kita meratapi kesedihan bersama? Dalam waktu yang bersamaan pula, kita sama-sama punya rasa sakit hati karena cinta kekasih, dan merasa asing sendiri di kota orang. Lalu bersepeda menjadi pelariannya.Tidak ada Mall. “Happy, free, confused, and lonely in the best way”