Kamis, 26 Juli 2018

Masjid Ramlie Musofa, Taj Mahalnya Indonesia






Masjid Ramlie Musofa, dari stalking-in Instagram orang berakhir jadi pengin menelusurinya secara langsung. Dan, saya memutuskan teman traveling kali ini bersama Mbak Tree. Alasan saya mengajaknya, karena Mba Tree sepertinya sangat suka kalau diajak ke Mesjid Ramlie Musofa yang baru dua tahun kemarin diresmikan, tepatnya pada Bulan Mei 2016.

Saya chatt Mbak Tree, dan akhirnya mengiyakan. Yaay! Alhamdulillah, mau. Padahal lokasinya lumayan jauh dari masing-masing tempat tinggal kami. Mbak Tree yang memutuskan untuk berangkat dari Pasar Minggu, dan saya yang berangkat dari Ciledug. Sebelum pergi, saya sempat mampir ke blog-blog orang mengenai Masjid Ramlie yang dibangun oleh seorang Cina Mualaf, katanya gitu dari yang saya baca. Ramlie Musofa diambil dari nama anak-anaknya: Muhammad, Sopian, dan Fabian yang disingkat menjadi Musofa.  

Pada hari Kamis, bertepatan dengan 1 Muharram, kami merayakannya dengan berkunjung ke rumah Allah yang berada di Sunter. Kami janjian di Stasiun Rajawali, kali pertama saya tahu, ternayata ada ya namanya Stasiun Rajawali. Seperti biasa, kalau saya ke St. Kebayoran Lama dulu, bawa motor dan taro motor di sana. Karena janjian di St. Rajawali pukul 4, perkiraan waktu saya adalah berangkat dari rumah pukul setengah tiga. Dari Stasiun Kebayoran Lama, transit di Tanah Abang, lalu nyari yang jurusan Jatinegara dan turun di St. Rajawali. Ternyata saya duluan yang sampai di St. Rajawali satu jam lebih awal seperti waktu janjiannya. 

Saya pun menunggu Mba Tree dalam satu jam lebih. Setelah bertemu di St. Rajawali, kami berangkat ke Mesjid Ramlie menggunakan grabcar yang akhirnya membawa kami ke tempat tujuan: Masjid Ramlie Musofa.

Penampakan Mesjid Ramlie Musofa, sama seperti yang diposting orang-orang lewat media sosial. Megah, gagah, indah. Itulah kesan yang bisa saya gambarkan pertama kali melihatnya. Security masjid menyambut kedatangan kami. Ya, di Mesjid ada security yang menjaga mesjidnya. Pas ditanya tentang tutup dan buka masjid. Ternyata Mesjid Ramlie ini dibuka dari pukul 4 subuh dan ditutup pada pukul 9 malam.

Kami langsung shalat Ashar di sana. Di tempat wudhu, ada tata cara berwudhu yang dilengkapi step by step dengan gambar serta penjelasannya. Dan doa setelah selesai berwudhu. Dan tak ketinggalan, sebelum memasuki ruang shalat, ada kertas yang menempel di dinding dengan doa masuk ke masjid, dan jika kami mau keluar masjid juga ada bacaannya. Karena masjid ini dibuat dari seorang mualaf, maka segala sesuatunya juga dibuat dengan memberikan petunjuk untuk mualaf yang baru belajar Islam.








Jamaah perempuan terletak di bawah, sedangkan jamaah laki-laki berada di atas. Lokasi jamaah perempuan biasa saja, namun pas naik ke lantai atas yang notabene dijadikaan tempat shalat ikhwan, luar biasa mengagumkan. Mimbar, pilar, serta atapnya sangat epik untuk diabadikan, seperti yang saya foto ini. Hampir di setiap sudutnya selalu menarik untuk diabadikan.

Ruang shalat untuk jama'ah perempuan

ada liftnya nih, ramah disabilitas banget mesjidnya
Dari sudut lain, saya ambil foto
Dari lantai tiga
Mimbar yang ada di lantai dua

Kubah yang dikelilingi pilar cantik
Bisa lihat jalanan sunter





Dari lantai dua ini, saya bisa melihat pemandangan danau sunter, jalanan, dan pepohonan di sekitar jalan rayanya. Total lantai yang dimiliki oleh mesjid ini adalah 4 lantai dengan ketinggian sekitar 35 meter. Saya suka sekali dengan pilar-pilar mesjidnya yang berwarna putih dan menjulang tinggi, seperti yang saya lihat pilar pada lantai dua.

Banyak yang bilang, Mesjid Ramlie Musofa seperti Taj Mahalnya Indonesia. Ya, memang bangunan mesjid ini menyerupai mesjid terbesar di India. Tak tanggung-tanggung, lantai marmernya pun didatangkan dari Italia dan Turki.   

Ada pohon kurma


Saran saya, jika ke Mesjid ini waktu yang paling tepat untuk mengabadikan foto adalah pada setelah waktu Ashar sampai Maghrib tiba, jadinya kamu bisa sekalian shalat Maghrib di Rumah Allah yang megah ini. Kamu bisa menjepret hasil fotomu dalam rentan tiga waktu yang indah: saat matahari belum terbenam, akan terbenam, dan gelap. Seperti yang saya lakukan ini. Jangan lupa untuk sekalian menikmati keindahan matahari terbenam di Mesjid Ramlie Musofa dan kamu pun bisa melihatnya dari atas ketinggian mesjid, dijamin kece geng! 

Ambil foto setelah shalat Ashar, begini penampakannya
Ambil foto sebelum Maghrib, matahari akan terbenam
Saat gelap, begini penampakannya
Selesai shalat Maghrib di sini, saya pun meninggalkan mesjid ini dengan hati senang. Lain waktu, semoga bisa ke Masjid ini lagi. Amiinn