Masjid Ramlie Musofa, dari stalking-in Instagram
orang berakhir jadi pengin menelusurinya secara langsung. Dan, saya memutuskan teman
traveling kali ini bersama Mbak Tree. Alasan saya mengajaknya, karena Mba Tree sepertinya sangat
suka kalau diajak ke Mesjid Ramlie Musofa yang baru dua tahun kemarin
diresmikan, tepatnya
pada Bulan Mei 2016.
Saya chatt Mbak Tree, dan akhirnya
mengiyakan. Yaay! Alhamdulillah, mau.
Padahal lokasinya lumayan jauh dari masing-masing tempat tinggal kami. Mbak Tree yang memutuskan
untuk berangkat dari Pasar Minggu, dan saya yang berangkat dari Ciledug. Sebelum pergi, saya sempat mampir ke
blog-blog orang mengenai Masjid Ramlie yang dibangun oleh seorang Cina Mualaf, katanya gitu
dari yang saya baca. Ramlie Musofa diambil dari nama anak-anaknya: Muhammad, Sopian, dan Fabian yang disingkat menjadi Musofa.
Pada hari Kamis, bertepatan dengan 1
Muharram, kami merayakannya dengan berkunjung ke rumah Allah yang berada di
Sunter. Kami
janjian di Stasiun Rajawali, kali pertama saya tahu, ternayata ada ya namanya Stasiun
Rajawali. Seperti biasa, kalau saya ke St. Kebayoran Lama dulu, bawa motor dan
taro motor di sana. Karena janjian di St. Rajawali pukul 4, perkiraan waktu
saya adalah berangkat dari rumah pukul setengah tiga. Dari Stasiun Kebayoran
Lama, transit di Tanah Abang, lalu nyari yang jurusan Jatinegara dan turun di
St. Rajawali. Ternyata saya duluan yang sampai di St. Rajawali satu jam lebih
awal seperti waktu janjiannya.
Saya pun menunggu Mba Tree dalam satu jam lebih.
Setelah bertemu di St. Rajawali, kami berangkat ke Mesjid Ramlie menggunakan grabcar yang akhirnya membawa kami ke
tempat tujuan: Masjid Ramlie Musofa.
Penampakan Mesjid Ramlie Musofa, sama seperti
yang diposting orang-orang lewat media sosial. Megah, gagah, indah. Itulah
kesan yang bisa saya gambarkan pertama kali melihatnya. Security masjid menyambut kedatangan kami. Ya, di Mesjid ada security yang menjaga mesjidnya. Pas
ditanya tentang tutup dan buka masjid. Ternyata Mesjid Ramlie ini dibuka dari
pukul 4 subuh dan ditutup pada pukul 9 malam.
Kami langsung shalat Ashar di sana. Di
tempat wudhu, ada tata cara berwudhu yang dilengkapi step by step dengan gambar serta penjelasannya. Dan doa setelah
selesai berwudhu. Dan tak ketinggalan, sebelum memasuki ruang shalat, ada
kertas yang menempel di dinding dengan doa masuk ke masjid, dan jika kami mau
keluar masjid juga ada bacaannya. Karena masjid ini dibuat dari seorang mualaf,
maka segala sesuatunya juga dibuat dengan memberikan petunjuk untuk mualaf yang
baru belajar Islam.
Jama’ah perempuan terletak di bawah, sedangkan jama’ah laki-laki berada di
atas. Lokasi jamaah perempuan biasa saja, namun pas naik ke lantai atas yang notabene
dijadikaan tempat shalat ikhwan, luar biasa mengagumkan. Mimbar, pilar, serta
atapnya sangat epik untuk diabadikan, seperti yang saya foto ini. Hampir di setiap sudutnya selalu menarik untuk
diabadikan.
![]() |
Ruang shalat untuk jama'ah perempuan |
![]() |
ada liftnya nih, ramah disabilitas banget mesjidnya |
![]() |
Dari sudut lain, saya ambil foto |
![]() |
Dari lantai tiga |
![]() |
Mimbar yang ada di lantai dua |
![]() |
Kubah yang dikelilingi pilar cantik |
![]() |
Bisa lihat jalanan sunter |
Dari lantai dua ini, saya
bisa melihat pemandangan danau sunter, jalanan, dan pepohonan di sekitar jalan
rayanya. Total lantai yang dimiliki oleh mesjid ini adalah 4 lantai dengan
ketinggian sekitar 35 meter. Saya suka sekali dengan pilar-pilar mesjidnya yang
berwarna putih dan menjulang tinggi, seperti yang saya lihat pilar pada lantai
dua.
Banyak yang bilang, Mesjid
Ramlie Musofa seperti Taj Mahalnya Indonesia. Ya, memang bangunan mesjid ini
menyerupai mesjid terbesar di India. Tak tanggung-tanggung, lantai marmernya
pun didatangkan dari Italia dan Turki.
![]() |
Ada pohon kurma |
Saran saya, jika ke Mesjid ini waktu yang paling tepat untuk mengabadikan foto adalah pada setelah waktu Ashar sampai Maghrib tiba, jadinya kamu bisa sekalian shalat Maghrib di Rumah Allah yang megah ini. Kamu bisa menjepret hasil fotomu dalam rentan tiga waktu yang indah: saat matahari belum terbenam, akan terbenam, dan gelap. Seperti yang saya lakukan ini. Jangan lupa untuk sekalian menikmati keindahan matahari terbenam di Mesjid Ramlie Musofa dan kamu pun bisa melihatnya dari atas ketinggian mesjid, dijamin kece geng!
![]() |
Ambil foto setelah shalat Ashar, begini penampakannya |
![]() |
Ambil foto sebelum Maghrib, matahari akan terbenam |
![]() |
Saat gelap, begini penampakannya |
Selesai shalat Maghrib di sini, saya pun meninggalkan mesjid ini dengan hati senang. Lain waktu, semoga bisa ke Masjid ini lagi. Amiinn