Goes to Lombok
Rasanya ngidam dan akhirnya kesampaian itu… memuaskan!
Saya pergi berempat dengan Tina and her friends
memakai moda pesawat garuda (PP). Dan memakai jasa tour travel ini.
Tiba di Bandara Soetta kurang lebih pukul 04.30 dan boarding time 05.30 karena menunggu Fani dan Wulan yang terlambat reconfirm dan akhirnya terkendala waktu, tiket saya dan Tina di-upgrade menjadi kelas bisnis. What a heaven!
Tiba di Bandara Soetta kurang lebih pukul 04.30 dan boarding time 05.30 karena menunggu Fani dan Wulan yang terlambat reconfirm dan akhirnya terkendala waktu, tiket saya dan Tina di-upgrade menjadi kelas bisnis. What a heaven!
Dan, ternyata di kelas bisnis saya bersama dengan orang-orang
kementerian kesehatan yang hanya berjumlah lima orang. Ternyata saya di kelas yang sama bersama orang penting, dan
semoga ketularan pentingnya. Aammiinn.
![]() | |
Pemandangan dari atas pesawat |
Sampai di Lombok,
Hari pertama langsung ke tiga gili buat snorkeling!
Gili Nanggu, sudak, dan kedis. Sama ke Pulau Bintang.
Menuju Gili Nanggu, kami memakai private boat. Pada hari pertama ini, saya sekalipun tidak berani snorkeling untuk melihat
terumbu karang yang berada di tengah laut. Ini di luar perkiraan saya. Saat saya snorkeling di Karimun Jawa,
saya malah berani nyelam. Ini mungkin berpengaruh secara psikologis seseorang
yang takut sama kedalaman laut ya? Ya nggak sih? Kalau di karimun jawa, boat berhenti di tengah laut.
Jadi, mau nggak mau saya harus berani nyelam. Beda saat saya berada di Gili ini, saya
malah harus berenang pelan-pelan untuk menuju ke tengah laut dan itu saya tidak
lakukan, walau memakai pelampung. Ngebayangin tiba-tiba udah di dalam laut gitu, ngeri.
![]() | |
Gili Nanggu |
![]() | |
Foto dulu sebelum nyelam |
Gili Sudak, ini yang bikin gemes! jadi, pas sampai di gili
ini, banyak orang bulenya. Kami memanfaatkan momen ini untuk take a pic. Namanya
juga antusias ke Lombok pertama kali, jadi wajar kami banyak melakukan foto session
di sana-sini. Dan, pas kami doing that persis di belakang kami, ada
salah satu nenek bule yang mau berjemur bilang gini ke kami, “Bisa tidak jangan
mengganggu, saya butuh privasi di sini.” Ternyata Si nenek ini cakap berbahasa.
Jleb! Entah kenapa radar emosi marah saya melemah ketika si
nenek bule itu lebih berkuasa? Ah.. padahal saya ke Lombok bayar, dan ini pulau
kami (Indonesia). Kalau nggak mau diganggu, ya jangan ke pantai di tempat umum
kayak gini!
Harusnya pada saat itu, saya lawan perkataan nenek bule yang
tidak tahu diri tadi. (&j*&mj^5#@)
![]() |
Sekitaran Gili Sudak |
Selanjutnya Gili Kedis. Pulau ini unik, kalau dilihat dari atas Gili Kedis, pulau tersebut akan nampak berbentuk seperti hati. Sebenarnya, tidak dilihat dari atas Gili Kedis pun, pulau ini nampak indah. Mungkin karena kami ke sana pada hari Kamis, jadi Gili Kedis tidak terlalu ramai pengunjung. Di sini, saya tidak snorkeling saya manfaatkan di Kedis buat main air saja.
![]() | ||||
Gili Kedis dari kejauhan. |
![]() | ||
Foto kawanan |
![]() | ||
Sepi kan? xixixi |
![]() | ||
Sayang banget kalau nggak basah-basahan. |
![]() |
Balenya cuman satu. |
Setelah berada di ketiga gili tadi, kami menyusuri Pulau Bintang di mana banyak bintang lautnya. Si Boatman mengambilnya untuk kami, kali pertama saya memegang langsung si Patrick, awalnya agak takut-takut gitu buat megang jenis hewan yang nggak tahu di mana letak mata atau hidungnya ini. Karena saking penasaran sama ciptaan Tuhan ini. Saya beranikan diri untuk memegangnya.
Setelah melalui tiga gili, lalu kami mandi di pemukiman orang lain. Dan buru-buru berburu sunset di Pelabuhan Ampenan. Sampailah di Pelabuhan Ampenan, ternyata ramai orang sekadar duduk-duduk santai menikmati sunset.
![]() |
Lumayan dapet foto yang bagus pas sunset. Hehehe |
Setelah puas menikmati sunset di Ampenan. Kami melanjutkan perjalanan menuju Hotel, namun karena perut-perut kami mulai lapar. Kami berhenti dulu di sebuah restoran dan makan ditemani hujan. Alhamdulillah, hujan turun setelah kami puas berjelajah pada hari pertama di Lombok dan diakhiri dengan tidur di Hotel Pratama,
Hari Kedua.
Kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Taman Narmada (dibaca Narmade), merupakan Taman terbesar yang berada di Nusa Tenggara Barat. Di Taman ini, saya menemukan pemandian besar untuk raja dan permaisurinya yang saat ini dijadikan kolam renang untuk masyarakat umum. Saat saya melewati pemandian tersebut, kolam renang sedang dibersihkan, dan saya takjub karena kolamnya yang begitu besar dan dalam. Dan, saya juga melewati Telaga Seger yang katanya Telaga tersebut adalah replika dari Danau Segara Anak yang berada di atas Gunung Rinjani.
Selanjutnya, perjalanan menuju Pelabuhan Tanjung luar, persiapan menuju Gili Petelu, Pantai Pink, dan Pulau Pasir.
Pulau-pulau yang saya kunjungi pada hari kedua ini, lebih keren dari
pada hari pertama. Air laut yang saya lihat berwarna hijau jernih, mungkin
karena airnya dekat pasir jadi terlihat bagus. Kami berhenti di tengah-tengah
laut untuk mengambil si Patrick alias bintang laut.
Oya, untuk yang suka snorkeling santai, menuju Pantai Pink
sepertinya lebih asik deh. Karena airnya yang jernih bersih sampai kelihatan
terumbu karang dan dengan air laut yang tidak begitu dalam.
Saya lebih suka berada di Gili Petelu. Kami lalu mendakinya, dengan
susah payah melewati ilalang yang menusuk-nusuk pakaian kami, dan Ma Sya Allah,
kami melihat hamparan laut dengan luar biasa keren.
Lalu, menuju Pantai Pink. Disebut Pantai Pink karena
pasirnya yang berwarna pink. Pas kaki ini mendarat, Ma sya Allah pasirnya
sangat lembut, nyaman banget buat diajak lari-larian. Sebelum mendaki ke spot
yang lebih amazing buat photo session, kami makan di Pantai Pink yang sudah
dibeli sebelumnya di pelabuhan Tanjung luar.
Foto di atas bukitnya lebih bagus lho. Wajib foto buat
kalian yang suka menikmati keindahan hamparan laut dari atas bukit.
Lanjut ke Pantai Pink dua. Ternyata, Pantai Pink ada beberapa
pantai. Pantai Pink dua pasirnya lebih lembut dari pantai pink yang pertama.
Iya banget! Saya sangat suka di Pantai Pink dua ini. Ketika kami sampai, tidak banyak orang
yang mendarat di Pantai Pink. Sepi.
Setelah menjelang sore, perjalanan dilanjutkan menuju Pulau Pasir,
kemungkinan sih, di setiap perairan akan ada Pulau Pasir. Jadi, semacam pasir
yang berada di tengah-tengah laut gitu. Pulau Pasir Lombok bersebelahan dengan Pulau Ular, pulau yang memang banyak ularnya.
Mendarat di pulau pasir, kebetulan pas lagi sepi pulau pasirnya, jadi
seakan milik kami saja pulau ini.
Karena kami main basah-basahan, jadi kami kudu mengganti celana
yang basah di Pelabuhan Tanjung luar.
Setelah puas menjelajah pulau-pulau pada hari kedua, kami makan
malam khas Lombok yaitu, Sate Rembiga.
Hari ketiga.
Sebelum persiapan buat snorkeling (lagi) di Gili Trawangan, saya dan Tina mau menikmati sunrise di Hotel.
Sebelum persiapan buat snorkeling (lagi) di Gili Trawangan, saya dan Tina mau menikmati sunrise di Hotel.
![]() |
Taken by Tina |
![]() |
Taken by Tina |
Ok, setelah pagi kenyang tidur, saatnya kami jelajah Lombok lagi. Perjalanan kami ke Gili Trawangan, melewati Hutan Wisata Pusuk. Hutan yang banyak monyetnya. Sepanjang perjalanan melihat monyet-monyet
kongkow di pinggiran jalan. Agak ngeri ya, lihat monyet-monyet itu tiba-tiba
diem di tengah jalan, dan Pak Tris harus mengklakson beberapa kali biar si
monyetnya pergi. Kami sempat berhenti dan tidak turun dari mobil, untungnya
kami membawa cemilan dan memberikannya ke monyet itu. Jangan lupa nih, kalau
kalian melewati hutan Pusuk, untuk membawa makanan buat si monyet ya...
Dan, kami sampai di Pelabuhan Bangsal, yang akan membawa kami menuju Gili Trawangan.
Sampai di Gili Trawangan. Mas Hendra tour
guide kami, membawa kami ke agen travel khusus untuk snorkeling gitu. Jadi ramean lah kami dalam
satu kapal. Setelah mengambil pelampung, kami duduk manis nunggu kuota yang
akan snorkeling. Jadi, kebanyakan turis asing gitu deh. Di dalam kapal ini
olengnya lumayan banget. Saya sarankan untuk kalian yang mau snorkeling ke Gili Trawangan buat minum antimo dulu ya. Apalagi yang gampang mabuk laut. Kudu
prepare mual-mualnya. Hindari minum susu, keju, kopi sebelum snorkeling.
Usahakan makan nasi. Karena saya setelah snorkeling di Gili Trawangan, saya
muntah saudara-saudara.
![]() |
Pelabuhan Bangsal, nunggu kapal buat nyebrang ke Gili Trawangan |
Akhirnya saya snorkeling juga di lombok, hore! Karena kapal
lautnya berhenti di tengah-tengah laut, saya jadi berani buat nyemplung dong.
Dan rasa penasaran saya terpuaskan. Saya melihat keindahan terumbu karang yang
berada di bawah laut. Terumbu karangnya banyak dan bagus-bagus. Tanpa kami
sadari, kami berenang cukup jauh dari kapal laut. Dan, terpaksa capek buru-buru
berenang ke kapal lautnya. Yang nggak banget adalah si boatman-nya itu tidak menyemplung untuk membawa kami ke kapalnya.
Justru kami yang susah payah berenang menuju kapal. Padahal kami bertiga (saya,
tina, wulan) tidak jago berenang.
Drama snorkeling di Trawangan sudah selesai, kembali ke kapal.
Saya mulai mual dan muntah. Untungnya si Fani membawa permen rasa mint dan keadaan
saya cukup membaik.
Lanjut ke Gili Meno, snorkeling melihat penyu. Karena saya masih
mual, saya tidak snorkeling lagi.
Terakhir ke Gili Air. Di Gili Air, kami istirahat. Iya, break
dulu, ngilangin mabok laut. Ah untungnya, istirahat kami di restoran, Saya
sekalian makan siang. Saya memesan capcay dengan nasi. Cukup lama di Gili Air, kurang
lebih satu jam untuk singgah di Gili Air.
Kembali ke Gili Trawangan, buru-buru kami pergi lagi menuju Pelabuhan Bangsal. Nah, di sini kami baru bisa mandi. Lebih tepatnya numpang mandi di masjid. Hehe.
Waktu itu sudah sore. Jadi kami mau berburu sunset di Bukit Malimbu.
Yap! Di Bukit Malimbu.
Malimbu ini beda, bagus banget nget! Bisa lihat hamparan laut
juga. Pas hari sabtu menuju malam minggu sih, jadinya banyak muda-mudi yang
mampir ke mari juga. Saya sempat membeli
gelang mutiara KW, 100.000 dapat empat. Itu juga karena nawar.
Setelah puas dengan keindahan sunset di Malimbu, kami meneruskan
perjalanan ke tempat oleh-oleh makanan, di Lestari. Dan menghabiskan malam pada hari ketiga di RM Bebek Galih.
Pada hari keempat ini, kami mulai check out dari hotel pukul setengah 10 karena sekalian membeli Sate Rembiga untuk oleh-oleh orang rumah. Ternyata Sate Rembiga sudah mulai buka pada pukul
09.00. Tujuan awal pada hari terakhir ini adalah Desa Sade. Desa yang dihuni oleh
penduduk sasak asli. Di sini, usia 50 tahun ke atas tidak bisa bercakap dengan
menggunakan bahasa indonesia, melainkan bahasa sasak yang ia gunakan. Dalam perjalanan mengelilingi Desa Sade, kami dipandu oleh salah satu masyarakat asli sana.
Saya sempat membeli oleh-oleh gelang dengan harga aslinya 20.000
dapat 7 gelang. Sampai saya menawar 40.000 dapat 16 gelang. Yayy! Berhasil
nawar. Dan juga dompet dengan harga 10.000
Setelah ke Desa Sade, penantian yang paling saya tunggu adalah
Tanjung An menuju Pulau Payung dan Bukit Merese. Sampai di Tanjung An dengan private boat, kami ke Pulau Payung dulu,
ada batu yang bentuknya mirip muka manusia dan di seberang pulaunya ada bukit
seperti bentuk kura-kura. Sampai di pulau payung, matahari sedang terik-teriknya.
Kami sampai bukit sekitar pukul 14.00. Panas, tapi tidak menyurutkan kami untuk foto-foto di sini.
Setelah puas foto-fotoan, kami melanjutkan perjalanan naik boat ke Bukit Merese. Di Bukit Merese, kami mendaki tanpa ditemani boatman. Sampai setengah puncaknya saja Ma sya Allah, sungguh indah ciptaan Allah, lagi-lagi hamparan laut, dengan ombak
berdesir-desir. Saya menikmati keindahan-Nya. Teman saya sudah mulai lelah dan kepanasan,
justru saya semakin penasaran, ada apa saja di puncaknya? Lalu saya mendaki
seorang diri, bukitnya tidak terjal jadi cukup mudah didaki. Dan benar
saja, di atas puncak Bukit Merese di sisi saya mendaki, saya melihat hamparan laut
lagi. Dan bukit di sebelahnya ada kerbau dan terlihat hijau banget.
![]() |
Pendakian awal, penampakannya kayak gini |
![]() | |
Setelah naik beberapa langkah lagi, nemu kayak gini |
![]() |
Surga dunia |
Bukit Merese sudah, selanjutnya kembali ke Pelabuhan Tanjung An
untuk menuju Pantai Kuta, Lombok.
Pantai Kuta pasirnya tidak terlalu bagus, dan pas kami ke sana pada
hari minggu banyak pengunjungnya.
Lalu, tujuan akhir kami adalah Pantai Mawun, di pantai ini,
ombaknya kencang banget. Indah buat difoto setelah ombak berlalu.
Dan karena kami lapar, jadilah kami makan sore, di RM Cahaya. RM pertama kali kami tiba di lombok.
Over all, dari perjalanan 4 hari 3 malam ini, saya lebih suka ke:
Gili Kedis, melihat ombak-ombak yang bertabrakan dengan karang.
Pantai Pink, dengan pasir yang indah dan super lembut
Pulau Pasir, seakan pulau sendiri berada di tengah-tengah laut.
Pulau Bintang, dengan banyak bintang laut dan air yang sangat-sangat jernih.
Bukit Merese, hamparan laut yang luas banget.
Gili Petelu, airnya suka banget. Saya saranin, untuk menyempatkan
diri berenang di sini selagi ombaknya tenang.
Dari hari pertama hingga hari terakhir, saya memakai
sendal jepit untuk memudahkan saya bergerak dan lagi mainnya di laut melulu,
terlalu sayang jika memakai sepatu.
Untuk info tour travel, monggo dilihat:
Untuk info tour travel, monggo dilihat: