Kamis, 28 April 2016

Untuk yang Pertama Kali Datang ke Lombok (4 Hari 3 Malam)

Goes to Lombok
Rasanya ngidam dan akhirnya kesampaian itu… memuaskan!
Saya pergi berempat dengan Tina and her friends memakai moda pesawat garuda (PP). Dan memakai jasa tour travel ini.
Tiba di Bandara Soetta kurang lebih pukul 04.30 dan boarding time 05.30 karena menunggu Fani dan Wulan yang terlambat reconfirm dan akhirnya terkendala waktu, tiket saya dan Tina di-upgrade menjadi kelas bisnis. What a heaven!
Dan, ternyata di kelas bisnis saya bersama dengan orang-orang kementerian kesehatan yang hanya berjumlah lima orang. Ternyata saya di kelas yang sama bersama orang penting, dan semoga ketularan pentingnya. Aammiinn. 




Pemandangan dari atas pesawat
Sampai di Lombok, 
Hari pertama langsung ke tiga gili buat snorkeling!
Gili Nanggu, sudak, dan kedis. Sama ke Pulau Bintang. 
Menuju Gili Nanggu, kami memakai private boat. Pada hari pertama ini, saya sekalipun tidak berani snorkeling untuk melihat terumbu karang yang berada di tengah laut. Ini di luar perkiraan saya. Saat saya snorkeling di Karimun Jawa, saya malah berani nyelam. Ini mungkin berpengaruh secara psikologis seseorang yang takut sama kedalaman laut ya? Ya nggak sih? Kalau di karimun jawa, boat berhenti di tengah laut. Jadi, mau nggak mau saya harus berani nyelam. Beda saat saya berada di Gili ini, saya malah harus berenang pelan-pelan untuk menuju ke tengah laut dan itu saya tidak lakukan, walau memakai pelampung. Ngebayangin tiba-tiba udah di dalam laut gitu, ngeri.

Gili Nanggu
Foto dulu sebelum nyelam
 
Gili Sudak, ini yang bikin gemes! jadi, pas sampai di gili ini, banyak orang bulenya. Kami memanfaatkan momen ini untuk take a pic. Namanya juga antusias ke Lombok pertama kali, jadi wajar kami banyak melakukan foto session di sana-sini. Dan, pas kami doing that persis di belakang kami, ada salah satu nenek bule yang mau berjemur bilang gini ke kami, “Bisa tidak jangan mengganggu, saya butuh privasi di sini.” Ternyata Si nenek ini cakap berbahasa.
Jleb! Entah kenapa radar emosi marah saya melemah ketika si nenek bule itu lebih berkuasa? Ah.. padahal saya ke Lombok bayar, dan ini pulau kami (Indonesia). Kalau nggak mau diganggu, ya jangan ke pantai di tempat umum kayak gini!
Harusnya pada saat itu, saya lawan perkataan nenek bule yang tidak tahu diri tadi. (&j*&mj^5#@)  

Sekitaran Gili Sudak
Selanjutnya Gili Kedis. Pulau ini unik, kalau dilihat dari atas Gili Kedis, pulau tersebut akan nampak berbentuk seperti hati. Sebenarnya, tidak dilihat dari atas Gili Kedis pun, pulau ini nampak indah. Mungkin karena kami ke sana pada hari Kamis, jadi Gili Kedis tidak terlalu ramai pengunjung. Di sini, saya tidak snorkeling saya manfaatkan di Kedis buat main air saja.

Gili Kedis dari kejauhan. 




Foto kawanan


Sepi kan? xixixi


Sayang banget kalau nggak basah-basahan.


Balenya cuman satu.

Setelah berada di ketiga gili tadi, kami menyusuri Pulau Bintang di mana banyak bintang lautnya. Si Boatman mengambilnya untuk kami, kali pertama saya memegang langsung si Patrick, awalnya agak takut-takut gitu buat megang jenis hewan yang nggak tahu di mana letak mata atau hidungnya ini. Karena saking penasaran sama ciptaan Tuhan ini. Saya beranikan diri untuk memegangnya.  

Setelah melalui tiga gili, lalu kami mandi di pemukiman orang lain. Dan buru-buru berburu sunset di Pelabuhan Ampenan. Sampailah di Pelabuhan Ampenan, ternyata ramai orang sekadar duduk-duduk santai menikmati sunset.


Lumayan dapet foto yang bagus pas sunset. Hehehe

Setelah puas menikmati sunset di Ampenan. Kami melanjutkan perjalanan menuju Hotel, namun karena perut-perut kami mulai lapar. Kami berhenti dulu di sebuah restoran dan makan ditemani hujan. Alhamdulillah, hujan turun setelah kami puas berjelajah pada hari pertama di Lombok dan diakhiri dengan tidur di Hotel Pratama,

Hari Kedua.
Kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Taman Narmada (dibaca Narmade), merupakan Taman terbesar yang berada di Nusa Tenggara Barat. Di Taman ini, saya menemukan pemandian besar untuk raja dan permaisurinya yang saat ini dijadikan kolam renang untuk masyarakat umum. Saat saya melewati pemandian tersebut, kolam renang sedang dibersihkan, dan saya takjub karena kolamnya yang begitu besar dan dalam. Dan, saya juga melewati Telaga Seger yang katanya Telaga tersebut adalah replika dari Danau Segara Anak yang berada di atas Gunung Rinjani.  







Selanjutnya, perjalanan menuju Pelabuhan Tanjung luar, persiapan menuju Gili Petelu, Pantai Pink, dan Pulau Pasir.
Pulau-pulau yang saya kunjungi pada hari kedua ini, lebih keren dari pada hari pertama. Air laut yang saya lihat berwarna hijau jernih, mungkin karena airnya dekat pasir jadi terlihat bagus. Kami berhenti di tengah-tengah laut untuk mengambil si Patrick alias bintang laut. 




Oya, untuk yang suka snorkeling santai, menuju Pantai Pink sepertinya lebih asik deh. Karena airnya yang jernih bersih sampai kelihatan terumbu karang dan dengan air laut yang tidak begitu dalam.
Saya lebih suka berada di Gili Petelu. Kami lalu mendakinya, dengan susah payah melewati ilalang yang menusuk-nusuk pakaian kami, dan Ma Sya Allah, kami melihat hamparan laut dengan luar biasa keren.

Gili Petelu dari kejauhan

Setelah mendaki di Gili Petelu

Lalu, menuju Pantai Pink. Disebut Pantai Pink karena pasirnya yang berwarna pink. Pas kaki ini mendarat, Ma sya Allah pasirnya sangat lembut, nyaman banget buat diajak lari-larian. Sebelum mendaki ke spot yang lebih amazing buat photo session, kami makan di Pantai Pink yang sudah dibeli sebelumnya di pelabuhan Tanjung luar.
Foto di atas bukitnya lebih bagus lho. Wajib foto buat kalian yang suka menikmati keindahan hamparan laut dari atas bukit.


Pantai Pink I
Pantai Pink dari atas bukit
Hamparan laut lagi yang dilihat


Lanjut ke Pantai Pink dua. Ternyata, Pantai Pink ada beberapa pantai. Pantai Pink dua pasirnya lebih lembut dari pantai pink yang pertama. Iya banget! Saya sangat suka di Pantai Pink dua ini. Ketika kami sampai, tidak banyak orang yang mendarat di Pantai Pink. Sepi.


Pasirnyaaaa...
Main pasir


Setelah menjelang sore, perjalanan dilanjutkan menuju Pulau Pasir, kemungkinan sih, di setiap perairan akan ada Pulau Pasir. Jadi, semacam pasir yang berada di tengah-tengah laut gitu. Pulau Pasir Lombok bersebelahan dengan Pulau Ular, pulau yang memang banyak ularnya.
Mendarat di pulau pasir, kebetulan pas lagi sepi pulau pasirnya, jadi seakan milik kami saja pulau ini.




Karena kami main basah-basahan, jadi kami kudu mengganti celana yang basah di Pelabuhan Tanjung luar.
Setelah puas menjelajah pulau-pulau pada hari kedua, kami makan malam khas Lombok yaitu, Sate Rembiga.
 

Sate Rembiga, sate khas dari Lombok


Hari ketiga. 
Sebelum persiapan buat snorkeling (lagi) di Gili Trawangan, saya dan Tina mau menikmati sunrise di Hotel. 


Taken by Tina
Taken by Tina


Ok, setelah pagi kenyang tidur, saatnya kami jelajah Lombok lagi. Perjalanan kami ke Gili Trawangan, melewati Hutan Wisata Pusuk. Hutan yang banyak monyetnya. Sepanjang perjalanan melihat monyet-monyet kongkow di pinggiran jalan. Agak ngeri ya, lihat monyet-monyet itu tiba-tiba diem di tengah jalan, dan Pak Tris harus mengklakson beberapa kali biar si monyetnya pergi. Kami sempat berhenti dan tidak turun dari mobil, untungnya kami membawa cemilan dan memberikannya ke monyet itu. Jangan lupa nih, kalau kalian melewati hutan Pusuk, untuk membawa makanan buat si monyet ya...


Monyetnya seneng dapet cemilan

Dan, kami sampai di Pelabuhan Bangsal, yang akan membawa kami menuju Gili Trawangan. Sampai di Gili Trawangan. Mas Hendra tour guide kami, membawa kami ke agen travel khusus untuk snorkeling gitu. Jadi ramean lah kami dalam satu kapal. Setelah mengambil pelampung, kami duduk manis nunggu kuota yang akan snorkeling. Jadi, kebanyakan turis asing gitu deh. Di dalam kapal ini olengnya lumayan banget. Saya sarankan untuk kalian yang mau snorkeling ke Gili Trawangan buat minum antimo dulu ya. Apalagi yang gampang mabuk laut. Kudu prepare mual-mualnya. Hindari minum susu, keju, kopi sebelum snorkeling. Usahakan makan nasi. Karena saya setelah snorkeling di Gili Trawangan, saya muntah saudara-saudara. 


Pelabuhan Bangsal, nunggu kapal buat nyebrang ke Gili Trawangan



Akhirnya saya snorkeling juga di lombok, hore! Karena kapal lautnya berhenti di tengah-tengah laut, saya jadi berani buat nyemplung dong. Dan rasa penasaran saya terpuaskan. Saya melihat keindahan terumbu karang yang berada di bawah laut. Terumbu karangnya banyak dan bagus-bagus. Tanpa kami sadari, kami berenang cukup jauh dari kapal laut. Dan, terpaksa capek buru-buru berenang ke kapal lautnya. Yang nggak banget adalah si boatman-nya itu tidak menyemplung untuk membawa kami ke kapalnya. Justru kami yang susah payah berenang menuju kapal. Padahal kami bertiga (saya, tina, wulan) tidak jago berenang.

Drama snorkeling di Trawangan sudah selesai, kembali ke kapal. Saya mulai mual dan muntah. Untungnya si Fani membawa permen rasa mint dan keadaan saya cukup membaik.
Lanjut ke Gili Meno, snorkeling melihat penyu. Karena saya masih mual, saya tidak snorkeling lagi.
Terakhir ke Gili Air. Di Gili Air, kami istirahat. Iya, break dulu, ngilangin mabok laut. Ah untungnya, istirahat kami di restoran, Saya sekalian makan siang. Saya memesan capcay dengan nasi. Cukup lama di Gili Air, kurang lebih satu jam untuk singgah di Gili Air.

Di Gili Air. Posisi saya foto ini di restoran Gili Air


Kembali ke Gili Trawangan, buru-buru kami pergi lagi menuju Pelabuhan Bangsal. Nah, di sini kami baru bisa mandi.  Lebih tepatnya numpang mandi di masjid. Hehe.
Waktu itu sudah sore. Jadi kami mau berburu sunset di Bukit Malimbu. Yap! Di Bukit Malimbu.
Malimbu ini beda, bagus banget nget! Bisa lihat hamparan laut juga. Pas hari sabtu menuju malam minggu sih, jadinya banyak muda-mudi yang mampir ke mari juga.  Saya sempat membeli gelang mutiara KW, 100.000 dapat empat. Itu juga karena nawar.


Setelah puas dengan keindahan sunset di Malimbu, kami meneruskan perjalanan ke tempat oleh-oleh makanan, di Lestari. Dan menghabiskan malam pada hari ketiga di RM Bebek Galih.

Pada hari keempat ini, kami mulai check out dari hotel pukul setengah 10 karena sekalian membeli Sate Rembiga untuk oleh-oleh orang rumah. Ternyata Sate Rembiga sudah mulai buka pada pukul 09.00. Tujuan awal pada hari terakhir ini adalah Desa Sade. Desa yang dihuni oleh penduduk sasak asli. Di sini, usia 50 tahun ke atas tidak bisa bercakap dengan menggunakan bahasa indonesia, melainkan bahasa sasak yang ia gunakan. Dalam perjalanan mengelilingi Desa Sade, kami dipandu oleh salah satu masyarakat asli sana.
Saya sempat membeli oleh-oleh gelang dengan harga aslinya 20.000 dapat 7 gelang. Sampai saya menawar 40.000 dapat 16 gelang. Yayy! Berhasil nawar. Dan juga dompet dengan harga 10.000


Setelah ke Desa Sade, penantian yang paling saya tunggu adalah Tanjung An menuju Pulau Payung dan Bukit Merese. Sampai di Tanjung An dengan private boat, kami ke Pulau Payung dulu, ada batu yang bentuknya mirip muka manusia dan di seberang pulaunya ada bukit seperti bentuk kura-kura. Sampai di pulau payung, matahari sedang terik-teriknya. Kami sampai bukit sekitar pukul 14.00. Panas, tapi tidak menyurutkan kami untuk foto-foto di sini.
Bukit yang berbentuk Kura-kura
Kura-kuranya aku injak, maaf ya

Setelah puas foto-fotoan, kami melanjutkan perjalanan naik boat ke Bukit Merese. Di Bukit Merese, kami mendaki tanpa ditemani boatman. Sampai setengah puncaknya saja Ma sya Allah, sungguh indah ciptaan Allah, lagi-lagi hamparan laut, dengan ombak berdesir-desir. Saya menikmati keindahan-Nya.  Teman saya sudah mulai lelah dan kepanasan, justru saya semakin penasaran, ada apa saja di puncaknya? Lalu saya mendaki seorang diri, bukitnya tidak terjal jadi cukup mudah didaki. Dan benar saja, di atas puncak Bukit Merese di sisi saya mendaki, saya melihat hamparan laut lagi. Dan bukit di sebelahnya ada kerbau dan terlihat hijau banget.

Pendakian awal, penampakannya kayak gini
Setelah naik beberapa langkah lagi, nemu kayak gini 
Surga dunia

Bukit Merese sudah, selanjutnya kembali ke Pelabuhan Tanjung An untuk menuju Pantai Kuta, Lombok.
Pantai Kuta pasirnya tidak terlalu bagus, dan pas kami ke sana pada hari minggu banyak pengunjungnya.



Lalu, tujuan akhir kami adalah Pantai Mawun, di pantai ini, ombaknya kencang banget. Indah buat difoto setelah ombak berlalu.




Dan karena kami lapar, jadilah kami makan sore, di RM Cahaya. RM pertama kali kami tiba di lombok.
Over all, dari perjalanan 4 hari 3 malam ini, saya lebih suka ke:
Gili Kedis, melihat ombak-ombak yang bertabrakan dengan karang.
Pantai Pink, dengan pasir yang indah dan super lembut
Pulau Pasir, seakan pulau sendiri berada di tengah-tengah laut.
Pulau Bintang, dengan banyak bintang laut dan air yang sangat-sangat jernih.
Bukit Merese, hamparan laut yang luas banget.
Gili Petelu, airnya suka banget. Saya saranin, untuk menyempatkan diri berenang di sini selagi ombaknya tenang.
Dari hari pertama hingga hari terakhir, saya memakai sendal jepit untuk memudahkan saya bergerak dan lagi mainnya di laut melulu, terlalu sayang jika memakai sepatu. 

Untuk info tour travel, monggo dilihat:



 

15 komentar:

  1. Lucky you diupgrade ke bisnis,hoho. Tapi sayang amat idhan ga banyak snorkeliiing,hahaha. Tp mata dimanjakan banget pasti deh. Kapan2 mau itinerarynya yaaa.. ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mba Lisna, haha aku takutt snorkeling.
      Iya, rihlah banget aku ke Lombok.
      Boleehh, nanti aku berikan itenerarynya :)

      Hapus
  2. Waaah.. efek abis liburan itu pasti bawaannya hepi yaaa.. tapi tapi tapi gosongnyaaa ga kuku hehehehe..

    Jadi mau ngeblog juga nih.. ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Diana... bangett gosongnya diana Haha. Hayo diana, ceritain perjalanan kamu di blog.

      Hapus
    2. Masih lum komplit materinya bu.. #halaah
      Kapan2 ngebolang bareng yuuukks :)

      Hapus
    3. Siap diana ...
      Ditunggu hasil tulisannya

      Hapus
  3. Serunya idhaan.. apalagi sama temen-temen deket ya dhan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, alhamdulillah mba aie... seru dan menikmati perjalanan. :)

      Hapus
  4. Wah Mbak Idhaaan tanggung jawab aku jadi ingin liburaaaan huhuhuhuhu:((((((

    seru banget sih pengeeen

    aku aku mau itinerary Mbak Idhan:DD

    btw itu omantis amat sik restoran pinggir pantainya yang di Gili Air hihihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kyaaa~ aku telat ngeh ada kamu komen fa... hehe
      Btw, ifa udah follow blog aku belum sih ya? :)

      Hapus
  5. Woowww my trip my adventure ♥♥♥ makasi infonya idhan, sangat bermanfaat lokal tour guide dan rental carnya

    BalasHapus
  6. Idhaan enak banget rezeki di upgrade, ditelat2in malah dapat di upgrade ya :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah rezeki anak saleha mbawit. Ihirr.. Sebenarnya nda ditelat2in. Entah kenapa waktu itu ada kendala apa, soalnya yang ngurus tiketku si temenku. Jadilah mbaknya salah persepsi, dan membuat kami hampir telat. Si mbaknya baik, akhirnya di upgrade ke kelas bisnis mbawit :D

      Hapus